Sabtu, 29 Desember 2012

Kata-kata Motivasi dalam Film 5 CM


Baca selengkapnya ya >>>
Jumat, 28 Desember 2012

Pelajaran dari Sebuah Permainan


Ada banyak pelajaran kehidupan yang kita dapat dari permainan poker malam ini :
1. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan berakibat kekalahan akut ( Novel Yudha Persada ) >> 6 kali kalah
2. Posisi menentukan warisan ( Tyo El Sandy ) >> kalah 5 kali dan moleh ndisik'i
3. Terkadang kehidupan itu di atas dan di bawah ( Richard Wachju Wijaya ) >> kalah 2 kali
4. Newbie tak selamanya tanpa aksi ( Sidik Purnomo ) >> main 4 kali tanpa kalah
5. Tak selamanya membuka kartu itu membuka aib, itu bagian dari strategi ( Ludianto Dwi Saputro ) >> kalah 4 kali
6. Kalah menang sing penting sedot rokok'e gan ( Ahmad Hudin Fauzi ) >> kalah 4 kali
7. Kesombongan dan sok-sok'an berakibat kekalahan ( Azky Mursyidy ) >> setelah belasan kali tak terkalahkan, kalah 3 kali berturut-turut di ujung laga
8. Ketika fakta diputar balikkan, anda harus memutar balikkan strategi ( Rifqi Muqorrobin ) >> kalah 2 kali berturut-turut setelah menggantikan posisi tyo alay
Baca selengkapnya ya >>>
Selasa, 18 Desember 2012

Makassar Oh Makassar



Sebelum bercerita apa yang ada dimakassar yang aku alami, aku pengen memberitahu pada temen-temen gimana rasanya ketika ditawari oleh dosenku “Kamu besok ke Makassar, Dik”. Aku langsung bilang “Ehmm Iya ,Pak.”. Tanpa pikir panjang saya bilang ‘IYA’ karena belum tentu nantinya ada tawaran kayak gini lagi. Tawaran ini aku tidak sendiri, aku bersama 1 temanku yang di’rantau’kan ke Makassar. Biasa mengikuti salah satu pelatihan yang nantinya dapat ‘membangun perusahaan’ sendiri dan pengambilan tema Tugas Akhir (TA) sebagai bekal untuk Wisuda ke 107. Aamiin Aamiin Ya Rabbal Alamin. :)
Aku dan teman saya berangkat ke Makassar tepat pada tanggal 12-12-12. Sesuatu banget. Kita disini Alhamdulillah mendapat fasilitas dari perusahaan yang cukup lengkap dan sangat lengkap untuk standar mahasiswa. Sudah tidak panjang lebar saya mengenai fasilitas karena tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Asiiikkk. Di Makassar rencananya aku selama 2 minggu dan berakhir pada tanggal 22-12-12.
Kesan pertama sampai di Makassar adalah panas. Biasa sama dengan panasnya Surabaya. Inilah kota dimana Bapak Jusuf Kalla dilahirkan. Dimana Bapak BJ Habibi terlahir di Provinsi Sulawesi Selatan ini. Para Insinyur penggerak bangsa terlahir disini, di Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Sungguh kagum saat ke Makassar.
Tapi sayang, ada kesan yang tak mengenakan dari aku pendatang di Makassar walaupun cuma sebentar aku mampir di makassar tapi aku sangat merasakan kesan tak mengenakan ini. Bukan saya saja tapi teman-temanku juga merasakan yang sama. Kesan tersebut adalah tentang sampah. Hadehhh sungguh risih dengan adanya sampah yang kurang diperhatikan. Banyak sampah yang berserakan. Yang terpenting itu aku katakan “Dimana bak sampah? Dimana bak sampah? Dimana bak sampah?” Perkataan itu terucap saat melihat sampah yang cukup berserakan dan sangat berserakan. Hmmmm....
Untuk sekarang, yang Makassar lagi ramai-ramainya kampanye pilkada, aku berharap dari semua calon kepala daerah, untuk memperhatikan juga sampah yang ada di Makassar. Dengan sarana bak sampah ditempat-tempat umum, di pinggir jalan, di kampus-kampus, dimanapun berada “SEDIAKAN TEMPAT SAMPAH”. Pariwisata yang sudah cukup mewah, perekonomian yang makmur harus juga memperhatikan hal kecil seperti sampah. Itu yang diminta dari aku dan teman-temanku sebagai pendatang yang bisa dianggap ‘mampir’ saja karena cuma sebentar.
Tapi aku kagum dengan pembangunan-pembangunan yang dilakukkan kota Makassar yang cukup pesat menjadikan contoh dari kota-kota lainnya di Indonesia terutama kota asalku juga “Magetan”. Pengalaman yang sangat berharga. Terimakasih semuanya.

Salam “IndonesiaMandiri”
Baca selengkapnya ya >>>
Jumat, 16 November 2012

Untuk Sobat Bumi, Untuk Energi, Untuk Bumi Kita


         Dalam masa sekarang ini banyak program yang dilakukan masyarakat, perusahaan maupun institusi dalam menghemat energi dan menjaga lingkungan . Tindakan-tindakan ini bertujuan  untuk pencegahan pemanasan global dan keterbatasan energi fosil yang semakin hari semakin berkurang. Oleh karena itu, saya sebagai salah satu sobat bumi melakukan penghematan energi melalui hal kecil. Misalnya, yang saya lakukan dan sobat bumi lainnya lakukan yaitu mematikan salah satu lampu didalam rumah (seperti, kamar mandi yang diperlukan saat mau mandi atau mencuci baju saja) adalah salah satu penghematan energi dari hal kecil. Kemudian ke hal yang semakin besar dengan penggunaan BBM yang sehemat-hematnya. Contohnya hanya menggunakan saat berpergian lebih dari 1 km. Sekarang gencar-gencarnya program bike to work itu juga salah satu solusi penghematan energi untuk mengurangi penggunaan BBM.
            Selain sobat bumi menghemat energi, alangkah lengkapnya dengan menjaga lingkungan. Cara menjaga lingkungan kita mulai juga dari hal kecil yaitu penanaman tanaman hias ditaman depan rumah. Secara otomatis kita akan menimbulkan rasa menanam pohon yang lebih besar. Seperti yang saya dan sobat bumi lakukan di lingkungan kampusku, diadakan acara gugur gunung dimana acara ini merupakan acara penanaman pohon di lingkungan kampus. Meskipun ini merupakan hal kecil tetapi akan berdampak besar pada bumi kita. Seperti kata Aa Gym "Kita mulai semuanya dari hal kecil dahulu".
           Setelah sobat bumi membahas tentang bagaimana menghemat energi dan menjaga lingkungan, sobat bumi pasti tahu mengapa harus menghemat energi maupun menjaga lingkungan. Energi fosil berupa minyak dan gas bumi ini semakin hari semakin berkurang. Jika energi tersebut habis apa yang sobat bumi pikirkan untuk energi penggantinya? (berpikir keras) hehe.... Saya sebagai salah satu sobat bumi mengusulkan energi alternatif sebagai pengganti energi fosil adalah penggunaan biodiesel. Penggunaan biodiesel di indonesia sangat cocok untuk dikembangkan karena Indonesia tidak sulit-sulit mencari bahan baku yaitu tanaman pertanian. Selain mudah didapat meskipun pengolahannya menggunakan teknologi khusus akan tetapi energi ini sangat mendukung untuk daerah seperti di Indonesia. Energi ini selain mudah memperoleh bahan baku juga ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi bahkan tanpa merubah mesin yang sudah ada. Penggunaan energi ini juga dapat mengurangi pemanasan global.
           Pertamina sebagai perusahaan BUMN yang bergerak pada penambangan minyak dan gas bumi sudah menyiapkan solusi-solusi untuk energi alternatif sebagai pengganti energi fosil ketika habis. Diantaranya dengan pengadaan lomba-lomba yang didalamnya mengandung aspirasi masyarakat luas untuk solusi tentang energi alternatif ini. Akan tetapi banyaknya solusi harus banyak juga dukungan dari pemerintah maupun masyarakat karena peran tersebut sangat menentukan terciptanya energi baru sebagai energi alternatif pengganti energi fosil yang nantinya akan membawa kesejahteraan masyarakat Indonesia. Saatnya kini sobat bumi menghemat energi dan menjaga lingkungan supaya terciptanya suatu kehidupan yang bebas polusi dan pencegahan pemanasan global. Selain itu, sobat bumi harus berperan aktif dalam pengadaan energi alternatif sebagai pengganti energi fosil ketika minyak dan gas habis.

link shorten : http://bit.ly/Energi13
Baca selengkapnya ya >>>
Selasa, 05 Juni 2012

Lir ilir



Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…


Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,?
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya, mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…

Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik “Harp to Heart“.
Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya

Lir-ilir, lir-ilir
Tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.

Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir
Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.

Yo surako surak hiyo
Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan.

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.“ (Q.S. Al-Anfal :25)

* Diambil dari berbagai sumber.
Baca selengkapnya ya >>>
Minggu, 26 Februari 2012

Ketika Harus Memilih



Life is about choice… Begitu sudah sering kita dengarkan kata-kata semacam ini terucap. Apakah memang ada hubungannya antara memilih dengan kehidupan? Maka, apabila kita kemudian merenung kembali apa yang telah kita lalui dalam kehidupan ini, tersirat bahwa pilihan-pilihan itu memang ada dan kita memilih pada suatu opsi. Opsi yang telah kita putuskan kemudian tersambung menjadi satu dan terangkaikan dengan momen memilih yang lain, hingga kemudian kita sadari bahwa hidup adalah hal tentang pilihan. Satu pilihan yang kemudian mengantarkan kita pada babak kehidupan baru dan selanjutnya ia akan terus bergulir seakan-akan hidup ini terasa hanyalah sebuah siklus untuk memilih.

Betapa beruntungnya manusia seperti kita telah diberikan keleluasaan untuk memilih. Alloh Yang Maha Pemurah telah menciptakan kita dengan perangkat-perangkat bawaan untuk memilih. Maka, kemudian dapat kita pahami bahwa akal dan nurani menjadi perangkat bawaan yang dimaksud. Dengan perangkat tersebut, kita jalani kehidupan dan menghadapi momen untuk memilih. Begitu silih berganti momen itu datang dan pergi, akal serta nurani selalu mengiringi dan membantu kita memilih mana yang terbaik untuk kehidupan ini. Begitulah kiranya kita tercipta sebagai makhluk yang dapat memilih, suatu keistimewaan yang dapat menjadikan kita berderajat tinggi atau juga sebaliknya. Manakala yang kita pilih adalah suatu kebaikan, maka itu akan menjadikan kita sebagai sosok yang mulia, sedangkan apabila yang kita pilih adalah suatu keburukan, maka itu akan menjadikan kita hina.

Sebenarnya pilihan dalam kehidupan ringkasnya dapat didikotomikan menjadi dua hal yang bertentangan, antara ya dan tidak untuk suatu hal. Namun, kita sendiri merasakan betapa sulitnya terkadang untuk memutuskan mana yang akan kita pilih. Karena memilih dalam prosesnya tidak bisa disederhanakan semudah itu. Pilihan akan memunculkan apa yang disebut dengan konsekuensi. Apa yang telah dipilih, mau tak mau harus dipertanggungjawabkan dan diterima apa pun yang terjadi setelah dipilihnya suatu opsi. Konsekuensi inilah yang menjadi beban akan suatu pilihan. Manusia akan sangat mempertimbangkan sejauh mana dirinya mampu menahan beban dari berbagai pilihan dan kemudian memilih mana yang ia sanggupi untuk itu. Konsekuensi juga memberikan begitu banyak variasi yang diturunkan dari sekadar dua opsi yang sebenarnya menjadi inti dari pilihan.

Pencapaian tujuan dan keinginan yang dikehendaki oleh manusia memerlukan suatu usaha dan pada setiap usaha yang ditorehkan itu terdapatlah beban-beban kehidupan. Beban itu pasti ada dan ia muncul dalam bentuk bayangan konsekuensi atas suatu pilihan. Maka, manusia pun memilih karena kita ingin mencapai suatu tujuan dan keinginan yang kita kehendaki.

Keinginan inilah yang kemudian mewujudkan dirinya menjadi harapan. Pada setiap momen untuk memilih yang harus dijalani, manusia menaruh harapan pada pilihannya. Harapan itu ada karena manusia selalu mengharapkan apa yang menjadi terbaik bagi dirinya dengan pilihan yang telah ia pilih. Munculnya harapan akan suatu pilihan akan diiringi oleh kecemasan yang menjadi kontradiksi dari harapan. Kecemasan itu muncul dengan adanya kemungkinan bahwa konsekuensi atas pilihan yang telah diputuskan akan membawa suatu beban yang berat dan ketakutan tidak berhasil mengantarkannya pada tujuan dan keinginan yang dikehendaki.

Di sinilah letak ketidakberdayaan manusia. Kita hanya bisa mengira saat memilih. Kita tidak diberikan pengetahuan apa yang akan terjadi dengan telah diputuskannya suatu pilihan di masa depan nanti. Apakah pilihan ini memang menjadi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan kita? Kita tidak mampu menjawab pertanyaan ini dan mendapatkan jaminan yang pasti untuk hal ihwal memilih dalam kehidupan.

Karena yang mampu menjawab pertanyaan itu hanyalah Alloh Yang Maha Menentukan. Pada hakikatnya Dialah yang telah memilih garis hidup kita dan menjadikannya ketentuan atas kita untuk dijalani dalam kehidupan. Kita merasakan bahwa seolah-olah kita yang memilih, tetapi di luar jangkauan kuasa manusia, Alloh mempunyai kekuasaan untuk mengetahuinya terlebih dahulu, malah sudah menggariskan keputusan itu jauh sebelum tiba waktunya momen untuk memilih. Kita hanya menjalankan skenario-Nya yang begitu sempurna dan memainkannya dalam kesan yang begitu aktif untuk memilih, padahal semuanya itu bukanlah tanpa direncanakan sebelumnya, melainkan sudah tertulis dalam skenario tersebut.

Begitulah kekuasaan-Nya yang sangat dahsyat hingga sebenarnya tak mampu kita bayangkan dengan logika semata karena kekuasaan-Nya melebihi logika manusia yang begitu sempit. Dia telah memberikan kepada kita perangkat bawaan untuk memilih dan pada hakikatnya pula Dia yang telah menentukan apa yang terjadi dengan pilihan yang telah kita ambil.

Lalu, adakah masanya untuk manusia tidak memilih dalam kehidupannya? Karena hidup adalah hal tentang memilih, maka tidak memilih sebenarnya adalah suatu pilihan. Tidak memilih di sini bukanlah kontradiksi yang tepat dari memilih, melainkan istilah yang lebih tepat untuk itu adalah diamnya diri. Diamnya diri untuk membiarkan kehidupannya berjalan begitu saja dengan konsekuensi yang kemudian harus tetap ia tanggung. Adanya konsekuensi inilah yang menyiratkan secara tegas bahwa perilaku seperti ini sebenarnya dikategorikan dalam hal ihwal memilih.

Terkecualikan dari bahasan tadi adalah tentang apa yang disebut dengan takdir yang tidak bisa diubah manusia, seperti rezeki, ajal, amal, dan kecelakaan atau kebahagiaannya (hadits Arba’in An Nawawiyah keempat tentang penciptaan manusia dan takdirnya). Manusia tidak bisa memilih takdir itu. Manusia boleh saja menentukan apa pun yang ia pilih untuk kehidupannya, tetapi untuk takdir itu, hanya Alloh Sang Maha Penentu, yang memilihnya. Tersebutlah firmannya dalam Q. S. Al Qashash : 68, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah, itulah takdir.

Takdir manakah yang kemudian akan kita sesalkan dalam kehidupan kita? Maka, sungguh apabila kita benar-benar memperhatikan bahwa dalam kehidupan ini terhampar begitu luas karunia dan rahmat-Nya, maka tak ada semburat sesal yang pantas hadir dalam jiwa kita. Takdir adalah pilihan Alloh untuk kita yang harus kita imani dalam kehidupan. Mungkin ada saat di mana takdir adalah suatu hal yang begitu pedih untuk kita rasakan, tetapi dalam kepedihan itu, Alloh memberikan pilihan kepada kita untuk memilih cara bagaimana untuk menyikapinya sebagai suatu pilihan saat kita tidak bisa memilih takdir. Alloh masih memberikan kita pilihan…

Maka, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur atas segala hal yang telah dipilihkan oleh Alloh sebagai takdirnya… Maka, sudah sepatutnyalah manusia memohon petunjuk kepada-Nya Yang Maha Mengetahui saat dirinya berada pada momen untuk memilih… Maka, sudah sewajarnyalah hidup ini adalah hal tentang pilihan…
Baca selengkapnya ya >>>

Mencintai Dalam Diam



Mencintai seseorang bukan hal yang mudah. Bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya, mencintai orang merupakan proses yang panjang dan melelahkan. Lelah ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani. Lelah ketika kita harus menuruti akal sehat untuk berlaku normal meski semuanya menjadi abnormal. Lelah ketika mata menjadi buta akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun. Lelah ketika imaginasi menjadi liar oleh khayalan yang terlalu tinggi. Lelah ketika pikiran menjadi galau oleh harapan yang tidak pasti. Lelah untuk mencari suatu alasan yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan "apa kabar...". Lelah untuk secuil kesempatan akan sebuah moment kebersamaan. Lelah untuk menahan keinginan untuk melihatnya. Lelah untuk mencari secuil kesempatan menyentuh atau membauinya. Lelah dan lelah dan lelah..

Hanya sebuah sikap diam dan keheningan yang lebih saya pilih.Diam menunggu sang waktu memberi sebuah moment. Diam untuk mencatat segala yang terjadi. Diam untuk memberi kesempatan otak kembali dalam keadaan normal. Diam untuk mencari sebuah jalan keluar yang mustahil. Diam untuk berkaca pada diri sendiri dan bertanya "apakah aku cukup pantas?" Diam untuk menimbang sebuah konsekuensi dari rasa yang harus dipendam. Diam dan dalam diam kadang semuanya tetap menjadi tak terarah. Dan dalam diam itu pula, saya menjadi gila karena sebuah rasa dan pesona tetap mengalir.

Sayangnya, dalam keheningan dan diam yang saya rasakan,lebih banyak rasa galau daripada sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis. Galau ketika mata terus meronta untuk sebuah sekelibat pandangan. Galau ketika mulut harus terkatup rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka. Galau ketika mencintai menjadi sebuah pilihan yang menyakitkan. Galau ketika mencintai hanya akan menambah beban hidup. Galau ketika menyadari bahwa segalanya tidak akan pernah terjadi. Galau ketika tanpa disadari harapan terlanjur membumbung tinggi. Galau ketika semua bahasa tubuh seperti digerakan untuk bertindak bodoh.

Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat orang bodoh? Tentu tidak. Namun itu pula yang saya rasakan selama hampir lebih dari 1 tahun. Dalam kelelahan, diam dan kegalauan yang saya rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang Hidup atas apa yang saya alami. Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang. Syukur ketika berhasil memendam semua rasa untuk tetap berada pada zona diam. Syukur untuk sebuah pikiran abnormal namun tetap bertingkah normal. Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung. Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa. Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan "Aku mencintaimu". Syukur ketika perasaan hancur lebur menjadi bagian dari mencintai. Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan "aku baik ¡V baik saja". Syukur atas rahmat hari yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.

Akhirnya, bagi saya, keputusan untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas. Setidaknya, mencintai secara tulus melalui doa, dalam tradisi agama yang saya anut, akan menjadi lebih bermakna,karena saya diteguhkan dan menjadi berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri. Dalam doa, akhirnya, semuanya kita kembalikan kepada Sang Hidup. Bahwa mencintai seseorang itu seperti memanggul sebuah istana. Bahwa terkadang akal dan perasaan campur aduk tak tentu arah. Bahwa saya juga bukan manusia super. Bahwa saya juga tidak bisa berlaku pintar sepanjang waktu, setiap hari. Bahwa saya juga punya kebodohan yang kadang susah untuk diterima akal sehat. Bahwa dengan segala kekurangan yang ada, saya berani mencintai. Bahwa saya bersedia membayar harga dari mencintai seseorang. Bahwa saya bersedia menanggung rasa sakit yang luar biasa. Bahwa saya mampu untuk tetap hidup meski rasa perih terus menjalar. Bahwa saya masih memiliki rasa takut akan kehilangan dalam hidup.

Dan hari ini, dari semua pembelajaran yang telah saya terima, berkembang menjadi sebuah bentuk KEPASRAHAN dan hanya mendekatkan diriku ini padaMU Ya Allah. Sebuah Zona yang terbentuk karena saya merasa tidak berdaya. Dimana saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin. Dimana saya tidak berani untuk membangun sebuah harapan. Dimana saya tidak berani untuk mengatakan "Aku mencintaimu, mari kita pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja dan untuk mendapatkan ridho sang kuasa atas segala rasa". Dan ini adalah pilihan terakhir yang saya miliki, mencintai dalam kepasrahan, tanpa berharap dan tanpa meminta tapi hanya dengan do'a ku mengungkapkannya. Meski sangat susah dan hampir mustahil bagi saya untuk tidak mengingatnya.

Semoga saya bisa. Dan hingga hari ini, saya masih mencintainya. Saya sadar hal itu akan memberi rasa perih yg teramat dalam karena bagi saya, lebih susah untuk tidak mencintainya. Saya sadar ini adalah sebuah harapan yang harus saya pikul. Dalam perjalanan yang melelahkan, dalam diam dan keheningan dan tentunya seperti kata wali band Do'aku Untukmu Sayang yang teramat dalam.
Baca selengkapnya ya >>>

Saat Iblis Bertamu

Dari Ibnu Abbas. ra : Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:

“Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian ak...an membutuhkanku.”

Nabi berkata: “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar ingin membunuhnya.

Nabi: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA : pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW: “Salam hanya milik Allah SWT... Sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

"Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:
'Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.'
Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”


***Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“Lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang-orang yang sabar.”

”Selanjutnya apa?”
"Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT)


***Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

"Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam-diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”

“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak–anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”


***Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi: “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?"
“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”
Baca selengkapnya ya >>>
Rabu, 11 Januari 2012

Yakin & Percayalah Tulang Rusukmu Takkan Tertukar



Bismillah,
Sebuah renungan untuk para ikhwan, agar ketika ingin menuju pernikahan dengan proses ta’aruf yang benar, dengan memperhatikan adab-adabnya. Salah satunya adalah tidak menggantungkan harapan kepada si calon. Cukuplah dengan terus memperbaiki diri dan lebih menjaga hati. Untuk menjaga hati ini pun harus dari kedua belah pihak. Mudah-mudahan dengan proses yang benar, sehingga hasil akhirnya pun akan benar.
Artikel ini ditulis oleh seorang akhwat yang sedang berada dalam kegelisahan dan merasa digantung. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari sini. Maaf ga bisa nyebutin dari mana tulisan ini saya dapat, yang jelas, cukup banyak beredar di beberapa blog. Sudahlah, tak apa. Yang penting nilainya bisa kita dapatkan.

==========================================================

Ketika antum mengatakan :
“ana akan ta’aruf dengan ukhty beberapa tahun lagi, ketika ukhty sudah lulus”
“untuk apa antum katakan itu sekarang akhi?… Jika belum siap adalah jawabannya, lalu mengapa harus antum katakan rencana tersebut pada saya? Tak tahu kah antum, kalimat itu menggoyahkan kekokohan iman yang susah payah saya bangun.” Ketika antum mengatakan: “ana ingin jaga hati ana untuk ta’aruf dengan ukhty nanti”
“Lantas, apakah dengan antum berkata seperti itu, lalu prilaku antum yang sering menelfon saya itu tidak berarti mengotori hati?. Antum memang sudah seharusnya menjaga hati, hingga tiba saatnya nanti untuk antum berikan seutuhnya kepada wanita yang berhak.”
Ketika antum mengatakan: “hati hati, di sana.. jaga diri baik baik..”
“Bukannya saya tidak suka diperhatikan dan dijaga, tapi cukuplah Allah yang akan menjagaku..Bukankah Allah adalah sebaik-baik Pelindung?”
Ketika antum mengatakan: “ana harap ukhti tidak ta’aruf dengan orang lain sebelum ana”
“Saya tidak bisa menjanjikan apapun, karena saya tidak tau apa yang akan terjadi nanti..”

Sebuah ibroh,
Wahai akhwat, jika datang kepadamu laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu.
Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah dikhitbah laki-laki lain, maka ikhlaskanlah. Bisa jadi dia bukanlah bidadarimu.

“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….” (QS.24:26)”

Maka jika nantinya kita tidak berjodoh, mungkin saya tak cukup baik untukmu, pasti ada wanita lain yang lebih baik untukmu.
Dan yakinlah, jika memang aku adalah pasangan dari tulang rusukmu, maka tanpa antum minta untuk tidak ta’aruf dengan orang lainpun, saya akan tatap menjadi pendampingmu..

Karena saya yakin TULANG RUSUK TAKKAN TERTUKAR

==========================================================

Memang akan berat di awal, namun yakinlah proses-proses yang benar akan dinikmati keindahannya nanti disaat yang tepat.


#untuk ditempel di mading silahkan download di link ini
http://www.4shared.com/photo/GX3kAhZM/ski.html?cau2=403tNull
dan
http://www.4shared.com/photo/wmG4NHok/ski-2.html?cau2=403tNull
Baca selengkapnya ya >>>

Tak Lebih Berharga dari Sehelai Sayap Nyamuk

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim)
Dari Amr bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَوالله مَا الفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ ، وَلكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا ، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ

“Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً ، وفِتْنَةُ أُمَّتِي : المَالُ

“Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, sedangkan fitnah ummatku adalah harta” (HR. Tirmidzi, dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian -dalam hal dunia- dan janganlah kalian melihat orang yang lebih di atasnya. Karena sesungguhnya hal itu akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan kepada kalian” (HR. Muslim)
Dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن : إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ

“Sangat mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak didapatkan kecuali pada diri orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur. Dan apabila dia mendapatkan kesusahan maka dia akan bersabar” (HR. Muslim)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشَ الآخِرَةِ

“Ya Allah tidak ada kehidupan yang sejati selain kehidupan akhirat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإنَّ الله تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ

“Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah ta’ala menyerahkannya kepada kalian untuk diurusi kemudian Allah ingin melihat bagaimana sikap kalian terhadapnya. Maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan wanita” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ

“Jadilah kamu di dunia seperti halnya orang asing atau orang yang sekedar numpang
lewat/musafir” (HR. Bukhari)
Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

“Ada apa antara aku dengan dunia ini? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali bagaikan seorang pengendara/penempuh perjalanan yang berteduh di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkannya” (HR. Tirmidzi, dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)
Baca selengkapnya ya >>>