Senin, 07 April 2014

Saatnya......


Sudah. Sudah apanya? Pokoknya ini sudah. Iya apanya? Sudah saatnya kamu ungkapkan rasa cinta itu. Nah gitu kan nyambung kirain sudah apa. Hehehe biar heboh dulu lah. Trus gimana ungkapinnya? Ya tunggu dulu jangan langsung bahas ungkapinnya gimana. Lihat proses dulu jangan langsung hasil.
Saya sudah lama mencintainya selama 2 tahun. Itu lama atau sebentar. Sebentar. Hah? Tunggu dulu maksudku mencintainya dalam diam, tak mengungkapkan apapun yang saya rasa, saya hanya berdo’a berdo’a dan berdo’a. Ya kata wali band , Do’aku untukmu sayang. Romantis gak? Hehe lah kenapa gak kamu ungkapin sejak dulu? Saya tak mau berburu-buru. Agama saya juga mengajarkan begitu, sabar. Dia yang Maha membolak-balikkan hati. Jadi bersabar untuk keputusannya. Iya-iya saya ngerti itu. Terus gimana sekarang. Ya diam aja. Ya ini saya mau ungkapkan. Tapi salah gak ya saya ungkapkan sekarang? Nah bingung kan. Saya galau . Ungkapkan saja. Saya coba ungkapkan lah. Terus setelah diungkapkan mau ngapain? Ya mengenalnya lebih jauh. Terus nikah. Nah nikah? Sudah berani? Sek-sek (bahasa jawa artinya bentar-bentar). Mengenalnya terlebih dahulu. Saya ingin mengenalnya. Saya ingin mengenalnya tetapi tidak mendekatinya, saya malah ingin menjauhinya. Loh kok bisa? Bisa. Saya ingin mengenalnya dari orangtuanya langsung tanpa perantara. Saya meyakini itu. Saya ingin mengenalnya dari orangtuanya, anggota keluarganya dimana nantinya dia menjadi walinya. Terus yakin kamu semakin menjauhi yang kamu cintai itu semakin kamu lebih mengenalnya? insyaAllah jika Allah meridhoi dan merestuinya semua akan baik-baik saja. Saya percaya dan yakin akan kebesaranNYA. Terus alasannya kamu ingin mengenal anaknya apa? Karena saya mengaguminya dan dalam hati saya ingin mengenalnya. Entah apa yang terjadi didepan kita, kita tidak mengetahuinya. Hanya DIA Yang Maha Mengetahui. Kita berusaha apa yang kita yakini dan percaya akan hal itu.
Saya ingin mengenalnya, mencintainya karena Allah. Uhibbuki fillah
Oya sebentar, umurmu berapa? 22 tahun. Dia? Hmmmm 19 tahun kalau gak salah. Kan saya belum mengenalnya kok ditanya begitu saya belum ngerti. Jika memang kamu yakin dan percaya untuk mengenalnya dalam umur segitu, ok fine. Umur bukan penentu kedewasaan seseorang tetapi pemikiranlah yang menjadi penentu seseorang sudah dewasa atau belum.
Saya bertanggung jawab akan apa yang terjadi akan hal ini dan setelah ini didepannya.
Oya bentar-bentar, kamu mengenalnya dari orangtuanya dapat nama ayahnya sama alamat rumahnya dari mana? Ya tanya ke orang yang kita cintai itu. Tulis dah surat buat minta alamat rumahnya sudah? Kalau gak diberi. Brarti belum saatnya. Kecewa dong. Allah Maha Mengetahui.

Although they plan, Allah also plans and Allah is the best of planners (QS Al-Anfal :30)

Saya berdo’a dan berusaha apapun keputusannya, saya berharap yang terbaik. Mau senang mau kecewa, kita tetap bersyukur. Kita telah dianugerahi rasa cinta yang indah yang kita rasakan. Begitu indah jika kita memikirkannya. Jangan lupa bersyukur. Itu penting meskipun sepele.

Semoga ini bermanfaat. Tak perlu saya sebutkan untuk siapa ini, dia tahu akan hal ini.
Keep hamazah, la tahzan dan tetap bersyukur ya.
Jangan sangkut-sangkutin ini dengan masalah pacaran, ini tidak ada hubungannya sama sekali.
Terimakasih.

2 komentar: